Kitab Al-Qur’an merupakan kitab suci bagi umat Islam yang berisi tentang aqidah, syariat, muamalah, ibadah, akhlak serta sejarah para Nabi dan Rasul serta sejarah orang-orang yang terdahulu. Kisah para Nabi dan Rasul serta kisah orang-orang yang terdahulu yang terdapat di dalam Al-Qur’an tidak hanya untuk dibaca, tetapi untuk diambil ikhtibar atau pelajaran serta sebagai pedoman hidup dari kisah tersebut untuk dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga halnya kisah Rasulullah saw. mengandung keteladanan bagi kita sebagaimana dijelaskan di dalam Q.S. al-Ahzab/33:21
“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” Berikut ini kita akan mempelajari kisah Rasulullah saw. dan para sahabatnya untuk kita teladani dalam kehidupan sehari-hari.
“Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya “ Itulah kata-kata kebencian yang selalu diumpatkan oleh seorang pengemis tua, buta, dan seorang Yahudi. Setiap hari dia hanya duduk tak berdaya di ujung pasar dengan tongkat yang menjadi sandarannya.
Padahal, setiap pagi dia selalu didatangi seseorang yang membawakan makanan. Setiap hari mereka bertemu, tapi di antara mereka tidak pernah ada percakapan. Si pengemis tua itu sangat menikmati makanan yang disuapkan ke mulutnya dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Setelah sekian lama, pengemis Yahudi itu merasa kehilangan sebab dia tidak bisa lagi menikmati kelezatan makanan dan suapan yang penuh kasih sayang. Sepeninggalan Rasulullah saw. Abu Bakar r.a. berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. istri Rasulullah saw. Abu Bakar r.a. bertanya tentang Rasulullah saw.
Abu Bakar r.a. : “Anakku, apakah ada sunnah (perbuatan) Rasulullah saw yang belum aku laksanakan?
Aisyah r.a. : “Wahai ayah, engkau adalah ahli sunnah hampir tidak ada satu pun sunnah Rasulullah yang belum ayah lakukan, kecuali satu saja”
Abu Bakar r.a. : “Apa itu?”
Aisyah r.a. : “Setiap pagi Rasulullah saw. selalu pergi ke ujung pasardengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana”
Keesokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar r.a. mendatangi pengemis dan mencoba memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak.
Pengemis : "Siapakah kamu, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku. Jika ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya setelah itu ia berikan padaku dengan tangannya yang lembut",
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu.
Abu Bakar : “Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah saw. “
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar r.a. ia pun menangis dan kemudian berkata.
Pengemis : “benarkah demikian? selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, tapi ia tidak pernah memarahiku sedikitpun,
ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi,ia begitu mulia”
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abu Bakar r.a.